Contoh Teks Tantangan

 

Teks Tantangan - Teks tantangan, juga dikenal sebagai teks panggilan atau teks penolakan, adalah teks yang berisi fakta tentang apa yang sedang dibahas dalam komunitas penolakan, yang memiliki data, dan dapat memperkuat argumen sebelumnya terhadap penolakan.

definisi

Dalam komunitas dengan data dan argumen yang dapat memperkuat sanggahan. Teks panggilan tersebut sering digunakan sebagai sanggahan/penyangga dalam sebuah debat.

Teks dapat digunakan sebagai penyangga untuk sanggahan atau diskusi. Dalam komunitas dengan data dan argumen yang dapat memperkuat sanggahan. Teks permintaan sering digunakan sebagai sanggahan atau penyangga dalam debat.

Aturan teks tantangan

 

Baca Juga : Daftar Pustaka 3 Kata Nama

 

Untuk tugas ini, teks itu sendiri memiliki aturan berikut:

Gunakan Tolak Tawaran

Penafian adalah proposal untuk tidak setuju dengan suatu masalah, diskusi, atau kebijakan. Proposal penolakan yang khas ditandai dengan pilihan kata-kata seperti "tidak setuju", "tidak setuju", "menolak", "menolak", "melawan", "tantangan", "menolak", "menolak", "menolak", dll. .

contoh:

• Saya tidak setuju dengan kebijakan pembangkangan pemerintah terhadap pengedar narkoba.

• Saya keberatan bila dikatakan bahwa bangsa Indonesia bukan negara kepulauan.

Gunakan Penafian

Penafian - Ini adalah proposal yang berisi ketidaksepakatan atau ketidaksepakatan tentang masalah apa pun. Kalimat sanggahan dicirikan oleh pilihan kata untuk tidak setuju, harus meninjau, tidak lengkap, tidak lengkap, harus, sanggah, sanggah, tidak setuju.

contoh:

• Penting untuk mempertimbangkan kembali penghapusan subsidi bahan bakar untuk bensin, karena hal ini belum tentu menguntungkan negara.

• Untuk kesejahteraan manusia, Indonesia harus memberikan bantuan secara langsung, tanpa hambatan.

Fitur Teks Tantangan

Untuk tugas ini, teks itu sendiri memiliki karakteristik sebagai berikut:

• Cantumkan berita yang membantah isu tersebut dalam bentuk diskusi dengan masyarakat, kemudian gunakan data dan argumen untuk memperkuat penolakan tersebut.

• Fitur linguistik: kalimat kompleks, asosiasi, kata referensi, pilihan kata.

• Struktur meliputi: pendahuluan (pertanyaan), argumen (keberatan), dan kesimpulan atau rekomendasi.

Kompilasi teks tantangan

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan subjek dan nama teks kueri. Carilah sumber informasi yang akan dijadikan bahan percakapan.

Menganalisis materi, mengolah data atau informasi untuk membuat pernyataan berupa:

• Tembak kalimat dengan unsur bahasa.

• Gabungkan paragraf dalam teks pekerjaan berurutan.

• Hasil analisis kemudian menyusun teks dalam urutan struktural, menjadikannya teks lengkap dari kueri.

• Menyusun kalimat sebagai kalimat topik dalam setiap struktur teks.

• Mengembangkan proposal tema berdasarkan proposal pengembang.

• Susunlah paragraf menurut strukturnya.

struktur teks tantangan

Untuk tugas ini, teks itu sendiri memiliki struktur berikut:

• Keberatan, yang memuat serangkaian bukti atau alasan yang mendukung keberatan. Untuk memperkuat argumentasi ini, diperlukan adanya data yang mendukung argumentasi tersebut.

• Kesimpulan berisi pernyataan yang menegaskan penolakan.

• Pertanyaan atau pertanyaan berisi pernyataan tentang hal yang akan ditolak/ditantang. Seringkali, pertanyaan atau masalah ini berasal dari masalah kontroversial yang muncul di sosial atau media.

Contoh Teks Tantangan

Berikut ini contohnya:

PBB berbasis komputer

Teknologi telah merambah ke segala bidang termasuk pendidikan. Contoh khusus adalah penggunaan komputer dalam ujian nasional, yang sekarang dikenal sebagai UN CBT (Tes Komputer Nasional). Metode ujian nasional yang baru menggantikan metode lama dengan menggunakan kertas atau yang lebih dikenal dengan UN PBT (National Paper Test).

Meskipun cara baru dalam mengelola ujian negara dapat diprediksi, ini akan mengurangi penipuan ujian dan meminimalkan respons membaca. Namun pada kenyataannya, UNTOC tidak menimbulkan masalah, atau bisa disebut bug.

Sementara banyak orang tidak "merasakan" metode UN CBT, banyak siswa dan bahkan guru tidak setuju dengan penerapannya. Mereka cenderung khawatir tentang kesalahan teknis. Mereka khawatir apakah listrik akan terputus sekali selama operasi. Meskipun sesuatu seperti catu daya dipasang, itu dapat menyebabkan kepanikan di kalangan siswa.

Selain gangguan dari luar, mereka juga khawatir jika ada masalah dengan komputer atau jaringan mereka akan mengganggu atau bahkan mengganggu alur kerja. Tentu hal ini tidak diinginkan oleh siswa atau guru.

Banyak siswa dan guru yang menganjurkan agar ujian nasional tetap berjalan seperti biasa, yaitu menggunakan lembar jawaban dan pensil di PBB. Mereka pikir metode ini sudah biasa, dan tentu saja lebih sederhana, karena mereka telah berurusan dengan perlengkapan kantor selama bertahun-tahun dan tidak menggunakan komputer.

Pengalaman banyak siswa yang telah lulus ujian nasional CBT menunjukkan bahwa banyak kesalahan teknis yang mengganggu proses pengujian. Tidak hanya kesalahan teknis yang dilakukan oleh sekolah atau siswa, bahkan kesalahan dalam aplikasi ujian pun sering terjadi.

Hal ini tentu saja membuat siswa khawatir dan pada akhirnya siswa tidak akan fokus dalam menyelesaikan masalah. Seharusnya tidak demikian, karena ujian nasional merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan diterima atau tidaknya seorang siswa di sekolah tujuan.

Ujian TOC nasional dinilai tidak tepat di wilayah yang menggunakan sistem bergilir. Meskipun ujian nasional diselenggarakan dengan menggunakan paket perangkat lunak yang berbeda, ada risiko kecurangan saat ujian nasional bergulir. Tidak dapat disangkal bahwa sistem rotasi meningkatkan peluang menyontek bagi sekelompok siswa untuk bekerja sama dalam menembus soal-soal ulangan.

Masalahnya adalah kurangnya fasilitas sekolah yang memadai, dan tidak sulit untuk memahami bahwa alasan kurangnya fasilitas sekolah adalah kurangnya dana negara.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa persiapan ujian TOC nasional Indonesia belum memadai. Pelaksanaan UNCTT terlihat seperti ujian, padahal ujian negara merupakan acara yang sangat penting.

Beberapa pernyataan yang dapat mendukung argumen bahwa ujian CBT nasional di Indonesia tidak disiapkan dengan baik, antara lain, ujian CBT nasional di Indonesia, yang tidak dilakukan di semua sekolah, tetapi hanya di sekolah khusus khusus.

Alasannya sama, banyak sekolah tidak memiliki sarana yang memadai, dan alasannya dapat diprediksi, yaitu, sekolah tidak memiliki sarana untuk mewujudkannya.

Selain alasan-alasan ini, dirasakan bahwa tidak ada uji coba yang dilakukan oleh pemerintah untuk sekolah yang menerapkan UN SIS. Tes dilakukan terutama sebagai bagian dari tes PBT PBB, dan sementara UN CBT hanya dapat dilakukan sekali atau dua kali.

Saat menggunakan komputer untuk pengujian, ini sangat penting. Mengingat bahwa tidak sedikit siswa yang “gagap dalam teknologi.” Bahkan banyak siswa yang “terampil” dalam teknologi, tetapi masih belum terbiasa atau bahkan lebih rendah. Jika ia tidak memiliki kecanduan, konsekuensinya tidak sepele. Konsentrasi siswa mungkin terganggu karena “teknologi” dan, tentu saja, juga mempengaruhi kualitas siswa.

Ujian Nasional CBT, ternyata, menerima banyak pendapat buruk dari siswa dan guru. Ada banyak alasan untuk menolak atau menolak Peninjauan CBT Nasional, dari sisi kenyamanan hingga penipuan.

 

Comments

Popular posts from this blog

3+ Cara Efektif untuk Meningkatkan Followers Instagram

Alat Parafrase Online Gratis Terbaik

Jasa Pemasangan Mesin Evaporator Cold Room Refrigerasi